Oksigen



MOJOKERTO.merdekanews.netKepala Bidang Penunjang RSUD Prof dr Soekandar Asri S Diaz mengatakan, menipisnya stok oksigen menjadi salah satu penyebab pelayanan IGD ditutup sementara. Stok oksigen di rumah sakit ini mulai pukul 13.00 WIB hanya tinggal 3.000 liter oksigen liquid dan 40 tabung oksigen kemasan 6 meter kubik.


“IGD kami lakukan penutupan sementara karena keterbatasan oksigen, tapi kami masih mengajukan izin ke Bupati. Saat ini, kondisi pasien yang datang dengan gejala klinis sedang dan berat. Kalau dulu pasien banyak, tapi OTG,” kata Asri, Kamis 8 Juli 2021.


Selain stok oksigen yang menipis, pihaknya juga menyatakan bahwa RSUD Prof Dr Soekandar mengalami kekurangan beberapa jenis obat untuk merawat pasien COVID-19.


Saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan distributor obat untuk segera menyediakan kembali obat-obatan yang habis. Selain itu karena puluhan tenaga medis yang isolasi mandiri juga menjadi salah satu alasan IGD RSUD Soekandar ditutup sementara.


“Tenaga kesehatan kami juga ada yang isolasi mandiri, sekitar 10 atau 20 orang. Mereka sudah kelelahan dengan kondisi seperti kemarin,” ujarnya.


Selama penutupan berlangsung, kata Asri, IGD RSUD Prof dr Soekandar hanya melayani pasien anak dan bayi. Baik yang sakit biasa maupun bayi dan anak yang terinfeksi COVID-19.


“Yang untuk anak dan bayi masih kami layani. Karena kebutuhan oksigennya tidak terlalu besar,” cetusnya.


Ia menambahkan, saat ini pihaknya berupaya menjaga agar stok oksigen medis di RSUD Prof dr Soekandar tidak sampai habis. “Kalau yang oksigen liquid mudah-mudahan sampai besok, besok bisa dikirim kembali. Yang tabung setiap hari kami ambil, ini nanti kami ambil lagi,” ungkap Asri.


Sementara Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Eka Yuli Setyawan menjelaskan, pelayanan di IGD RSUD Prof dr Soekandar dijalankan dengan sistem buka tutup. Artinya, pelayanan ditutup hanya saat stok oksigen medis menipis.


“Tadi saya konfirmasi ke Kabid Yanmed (RSUD Prof dr Soekandar) karena stok oksigen yang kurang. Takutnya kalau ada pasien COVID-19 yang membutuhkan oksigen tidak bisa memenuhi. Jadi, buka tutup. Kalau oksigen tersedia dibuka, kalau menipis stoknya ditutup,” ungkapnya.


Oleh sebab itu, menurut Eka, pasien non COVID-19 agar beralih ke rumah sakit swasta yang tidak menjadi rujukan COVID-19. Sedangkan pasien COVID-19 agar beralih ke rumah sakit swasta yang juga menjadi rumah sakit rujukan COVID-19.


“Untuk pasien COVID-19 bisa ke rumah sakit rujukan lainnya, seperti ke RS Sido Waras atau RSI Sakinah,” pungkasnya.(SRI.H)

Post a Comment

0 Comments