SEMBILAN POLISI JAWA TIMUR YANG MEMBAWA NAMA BAIK MASYARAKAT YANG PATUT DI CONTOH



Perlu di ketahui bahwa beberapa waktu lalu tersebar berita On line maupun Media Masa lainnya bahkan tersebar di Vidio Tik tok. Beberapa Polisi yang melakukan tindakan tercela baik yang dilakukan oleh Polisi itu sendiri maupun Keluarganya. Yang tidak pantas di tiru. Namun masih ada di temukan 9 Polisi di Jawa timur yang masih baik dan patut menjadi Suri tauladan bagi Polisi lainnya . 9 Polisi tersebut Antara lain sbb:


*1. Bripka Purwanto, SH. Sang Guru Ngaji dan Penggerak Cinta Sholawat.*



Sosok anggota Polri yang satu ini selalu mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan agama, selain bertugas sebagai anggota Satbimmas Polres Pasuraun Kota Bripka Purwanto, SH adalah salah satu anggota yang menjadi Guru ngaji dan Penggerak Cinta Sholawat bagi anak anak dan remaja di kota Pasuruan.

Selain menjadi guru ngaji di beberapa tempat dan Madrasah yang ada di Wilayah Kota Pasuruan dirinya juga mendirikan Perkumpulan Sholawat Al-barzanji di desanya sehingga Bripka Purwanto dikagumi oleh kalangan masyarakat.

Kegiatan mengajar ngaji dan perkumpulan Sholawat Barzanji yang dilakukan oleh Bripka Purwanto tidak hanya diketahui masyarakat kota Pasuruan tapi juga mendapat apresiasi dari Bapak Adi Wibowo Wakil Wali Kota Pasuruan, yang sudah cukup lama mengenal kiprah Bripka Purwanto.

“apa yang dilakukan oleh Bripka Purwanto telah menginspirasi kita, bahwa ternyata dengan baju Polri tapi kegiatan-kegiatan keagamaan beliau sangat inten sekali baik mengajar ngaji maupun disolawat, 

Beliau yg bertugas di Binmas sering sekali terjun ke sekolah-sekolah ke masyarakat, tentu ini menjadi suatu hal yang cukup membahagiakan kita, 

Polri dengan terjun ke masyarakat berinteraksi dan bersinergi dengan masyarakat ini akan menjadi motivasi kita, dimana selama ini orang memandang Polri dalam kegiatan keagamaan kurang dekat, 

Hari ini kita bisa melihat mas purwanto ini satu dari sekian banyak anggota Polri yang terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan terutama di kota Pasuruan”, Ungkap Wakil Wali Kota.

KH. Abdurrohman Wakil Ketua DMI Kota Pasuruan juga memberikan apresiasi terhadap kiprah Bripka Purwanto sebagai Guru Ngaji dan Ketua Jema’ah Sholawatan Al-Barzanjih disela-sela tugasnya sebagai anggota kepolisian,

“kami mengaprisiasi kinerja mas Purwanto yang sangat aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, saya menegnal beliau saat diundang berceramah dalam acara maulid di Polres Paurun Kota dimana salah satu Qori’nya saat itu Mas Purwanto,

Saat itu saya belum mengenal Mas Purwanto, dalam acara itu saya sangat apresiasi adaanggota polri yang sangat berbakat dan suaranya sangat merdu sebagai seorang qori’ yang ternyata adalah Mas Purwanto,

Perkenalan saya terus berlanjut setelah saya menjadi Da’i Kamtibmas Polres Pasuruan Kota, saya jadi banyak tahu kalau beliau kalau beliau punya banyak kiprah diantaranya cinta solawat dimana beliau membina anak-anak dan remaja di kota pasuruan untuk cinta solawat dan cinta rosul yang dibuktikan sebagai juara di tingkat Propinsi.

Saya sangat bangga dengan Polri karena ada sisi lain dari Polri yang perlu kita tiru dan kita teladani sehungga sisi lain itu yang bisa mendekatkan dengan masayarakat sehingga masyarakat kita percaya dan lebih bangga kepada Polri, semoga ini menjadi inspirasi bagi anggota yang lain”. 

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya merasa senang sekali ada sosok Polisi di wilayah sekitar tempat tinggalnya dan meluangkan waktu usai kesibukan melaksanakan tugas Kepolisian kemudian mengajarkan anaknya dari tidak mengenal huruf hijaiyah sampai bisa membaca Al-Qur’an “.(.....)


*2. Bripka EKO PURWANTO sosok Bintara Polri anggota Polres Sampang dibalik kembalinya warga sampang pengungsi eks syiah ke ahlussunah.*


Upaya panjang dan terus menerus penyelesaian konflik agama berkepanjangan warga sampang yang dipicu oleh konflik agama syiah – sunni oleh semua pihak mulai dari pemerintah pusat, pemprov dan Pemkab sampang telah membuahkan hasil, sebanyak 347 orang pengungsi eks syiah yang selama ini menempati rusunawa di desa Jemundo kec. Taman Sidoarjo, kini mereka bisa bernafas lega, mereka akan kekampung halamannya di desa blu’ruan kec. Karang penag sampang madura.

Keberhasilan pemulangan kembali warga sampang yang sudah lebih 10 tahun mengungsi di rusunawa Jemundo sidoarjo ini tidak terlepas dari usaha panjang dan kesabaran dari seorang anggota Polri Bripka Eko Purwanto anggota Polres Sampang yang telah lebih dari 5 tahun bertugas menjadi LO konflik sosial Sampang sejak tahun 2016 lalu.

Upaya dan kiprah Bripka Eko Purwanto untuk mengembalikan warga sampang pengungsi konflik syiah-sunni dari rusun Jumundo sidoarjo kembali ke kampung halamannya disampang akhirnya membuahkan hasil, upaya panjang yang dilakukan oleh Bripka Eko Purwanto diakui oleh Ust. Tajul Muluk selaku Koordinator Pengungsi Syiah yang disampaikan dalam video pernyataannya. 

“ Saya sangat berterima kasih dan mengaprisiasi setinggi-tingginya kepada anggota polres sampang Bripka Eko Purwanto SH atas upaya dan dedikasi yang telah diberikan kepada kami sebagai pengungsi sampang, Pak Eko selama 5 tahun sejak tahun 2016 telah mendampingi kami, sebelumnya kami telah kehilangan kepercayaan kepada siapapun, namun setelah kehadiran pak Eko, saya merasa punya sandaran dan pak eko mempunyai program penting kepada kami mulai dari pembuatan E- KTP, PTSL, Surat Nikah, SIM dan juga PKH sehingga kami merasa negara hadir melindungi kami dan mengayomi kami “.

Bagi kami pak Eko bukan sekedar polisi tapi merupakan perwujudan dari hadirnya negara sehinga sejak itu kami mulai membuka diri dan kami berdialog dengan beliau dan kami mengutarakan sebenarnya ingin keluar dari paham syiah setelah kami tahu bahwa paham syiah adalah paham yang menyimpang dari ajaran Islam.

Pak Eko juga telah membawa Bupati dan Insntasi lain didalam penyelesaian konflik syiah sampang ini sehingga semua niat dan keinginan kami untuk kembali kepada ahlussunnah bisa terlaksana.

Terima kasih kami pak Eko atas jasa-jasa sampeyan kepada kami, harapan kami yang mulai pupus sekarang sudah tumbuh lagi, sekarang tidak ada lagi konflik syiah - sunni yang ada hanyalah kedamaian yang hakiki, terima kasih pak eko semoga Allah membalah semua usaha dan dedikasi yang Pak Eko lakukan buat kami disini, wassalamualaikum warohmatullahi wabarkatuh “. Ungkap Ust. Tajul Muluk.


Bripka Eko Purwanto adalah anggota Polres Sampang kelahiran Gresikdengan segudang prestasidan mendapat beberapa penghargaan diantaranya :

1.Penghargaan dari KSP RI Jenderal Purn. Moeldoko.

2.Penghargaan dari Depti V KSP RI Jaleswari Pramodharwani.

3.Penghargaan dari Kapolda Jatim Irjen Pol DR. Nico Afianta, S.I.K, SH, MH.

4.Penghargaan dari Gubernur Jatim Khofofah Indar Parawansah.

5.Penghargaan dari Bupati sampang H. Slamet Djunaidi.

6.Penghargaan dari Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz, S.I.K, M.Si

7.Penghargaan dari Kapolres Sampang AKBP Didit Bambang Wibowo, S.I.K, MH (.....)


*3. BRIPKA Hefri Ardiansyah “PAK BHABIN ASYIK DAN KREATIF” asal Bondowoso.*


Bripka Hefri Andriansyah akhir-akhir ini sering diperbincangkan lantaranmemeiliki berbagai macam kreasi dan inonvasi yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dia dia bertugas.

Saat ini bripka Hefri Andriansyah menjadi bhabinkamtibmas di desa Sumber salak Kec. Curah dami Kab. Bondowoso Propinsi Jawa Timur dimana saat ini desa tersebut masih menyandang sebagai desa tertinggal, hal tersebut yang menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus berinovasi agar predikat tersebut bisa berubah.

Pak Hefri yang akrap disebut pak bhabin itu sangat dicintai oleh masyarakatnya karena beliau memiliki kepedulian yang sangat tinggi kepada warganya.

Desa sumber salak merupakan desa pecahan dari desa pakuwesi merupakan desa yang sangat cocok untuk mengembangkan peternakan karena lokasinya secara geografis berada di lereng gunung Argopuro, melihat peluang tersebut pria kelahiran malang 15 nopember 1985 tersebut tergerak untuk merintis usaha peternakan.

“ Sejak tahun 2015 pak Bhabin mulai menggeluti peternakan sapi dan kambing secara pribadi dengan oriantasi bisnis dan mencari provit namun setelah mengikuti lomba Bhabinkamtibmas di Polda Jatim dan kalah, yang memang waktu itu Bhabinkamyibmas dari jember yang bekerja sama dengan masayarakat untuk budi-daya kambing, Setelah pulang dari lomba tersebut pak Bhabin punya niat untuk mengubah orientasi usaha peternakannya dari bisnis menjadi usaha yang beroientasi sosial kemasyarakatan melalui kemitraan dan kekeluargaan dengan warga binaanya “ ujar Bripka Hefri memulai kisahnya. 

Kemudian niat tersebut diaplikasikan dengan menyerahkan pengelolaan peternakan tsb kepada masayarakat dengan cara swakelola memindahkan semua aset yang dimiliki oleh pak Bhabin untuk dikerjakan oleh masyarakat, saat itu di mulai dengan mempekerjakan 5 orang pekerja sistem gaji dan memberikan sepeda motor sehingga warga semangat.

Setelah satu tahun sistem kemitraan dengan masayakat itu berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan sehingga pak Bhabin berupaya untuk menambah jumlah ternak, saat ini sudah mempunyai 3 kandang dengan binatang ternak dan 10 sapi dan 70 ekor kambing, dengan akomdasi 1 unit kendaraan roda 3 serta 5 unit sepeda motor.

“ Saya sangat bangga terhadap upaya inovasi dan kreasi dari Pak Bhabin yang telah berupaya membantu perekonomian warga binaanya melalui peternakan dengan sistem kemitraan dan kekeluargaan, apalagi pak Bhabin terhadap warganya memberikan diskon sampai 50 persen untuk pembelian binatang ternaknya”, Puji AKP Iswahyudi selaku Kapolsek Grujugan. (....)



*4. Bangun Pabrik Gula Merah, Kapolsek Banyuputih Sukses Kurangi Pengangguran.*


 AKP Heru Purwanto Kapolsek Banyubiru telah sukses mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja. 

AKP Heru Purwanto merintis usaha tersebut sejak akhir tahun 2020, sampai saat ini pabrik gulanya sudah memproduksi gula merah dan mampu membantu perekonomian masyarakat setempat.

Dia membangun pabrik gula merah yang bertempat di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.

“Pabrik ini saya beri nama UD Gula Bagus “ ujar Ujar AKP Purwanto.

Dengan bahan baku dasar tebu, pabrik ini mampu menyerap tenaga kerja 16 orang warga sekitar. pekerjanya dijadwal kerja masuk siang dan malam secara bergantian.

Tidak hanya itu, dengan berdirinya pabrik gula merah ini Pak Kapolsek sudah bisa sedikit mengurangi permasalahan bagi petani tebu terutama yang ada di wilayah Kecamatan Banyuputih.

“Petani tebu kecil yang punya tanaman tebu satu dua petak dan tidak bergabung dengan kelompok tani binaan Perusahaan Gula / PG lain, tebunya saya beli, dan tidak harus menunggu musim giling. 

Alhamdulillah, dua truk tebu bisa masuk setiap harinya untuk produksi gula merah, di perusahaan gula ini” tutur Kapolsek.

AKP Heru Purwanto juga mengungkapkan niatnya kedepan, selain produksi gula merah dirinya berencana akan mengolah limbah dari gula agar bisa bermanfaat.

“Rencananya limbah dari perusahaan gula akan saya olah menjadi pakan ternak dan pupuk organic, ini akan saya lakukan secara bertahap,” ungkap kapolsek penuh optimis.

Menurut AKP Heru Purwanto sekarang ini pabriknya masih memproduksi gula relatif sedikit  setiap harinya baru bisa memproduksi antara 1,3 ton hingga 1,5 ton, yang sudah mulai di pasarkan ke Banyuwangi, Blitar, Sidoarjo dan Surabaya.

“ Ini langkah awal saya, saya akan terus mengembangkan dan meningkatkan produksi gula merah saya, agar bisa lebih banyak menampung pengangguran yang ada diwilayahnya untuk bisa bekerja dan mendapat penghasilan mereka, itu yang terpenting !, Ujar Kapolsek.

Pembangunan Pabrik Gula yang dilakukan oleh AKP Heru Purwanto dengan tujuan membantu masyarakat petani tebu dan pengangguran mendapat apresiasi dari Sdr. Imam Ansori selaku kepada desa “ Saya selaku Kades Sumberwaru mengucapkan terima kasih kepada bapk Kapolsek yg telah berkiprah memberikan sumbangsih pengadiannya kepada masyarakat disesa Sumberwaru dengan membangun pabrik gula, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga saya petani tebu dan warga yang menganggur, apa yang saya sampaikan ini sebagai bukti kecintaan kami kepada Polisi diseluruh pelosok tanah air” (....)



*5. “Atas nama Kepudulian” Aiptu YUHANIS anggota Polsek Sumber Jambe bentuk Gerakan Sosial Paguyuban “ TALI ASIH “.*



Atas nama kepedulian yang sudah hampir memudar Paguyuban “ TALI ASIH “ terus bergerak menggepakkan sayapnya memberikan donasi sekligus melebarkan uluruan tangan kepada siapa saja pantas dibantu.

Sejak 2019 lalu komunitas tali asih ini telah merenov 13 unit rumah tidak layak huni yang ada di kecamatan Sumber Jambe Kabupaten Jember.

Dengan adanya Gerakan dari Paguyuban “TALI ASIH” membedah rumah tidak layak huni milik warga yang kurang beruntung tersebut, Masyarakat sangat antusias dengan melakukan kegiatan gotong royong dalam membantu acara bedah rumah yang merupakan hasil dari upaya anggota Paguyuban “ TALI ASIH” dan kebersamaan serta kekompakan masyarakat Desa Sumberjambe.

Kegiatan paguyuban “TALI ASIH” membedah rumah tidak layak huni telah membuat  dan menambahkan semangat kegotong royongan masyarakat Desa Sumberjambe, mengetuk hati untuk berbagi, peduli sesama sangatlah diprioritaskan, sehingga perbaikan rumah tidak layak huni yang tidak tercover oleh program Pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten bisa terlaksana dengan hasil swadaya yang dihasilkan dengan cara sumbangan dari donatur serta penggalangan dana dari masyarakat Kecamatan Sumberjambe maupun luar Kecamatan Sumberjambe.

Dedi Darmawan selaku Pendamping atau Ketua pelaksana bedah rumah oleh paguyuban “ TALI ASIH” di Desa Sumberjambe mengatakan “ Berdirinya Paguyuban Tali Asih ini awalnya gagasan dari seseorang yang mempunyai jiwa besar dan mempunyai keperdulian terhadap orang-orang yang membutuhkan, yakni Bapak AIPTU Yuhanis, Kanit Intel polsek Sumberjambe, beliau adalah penggagas Utama dari kegiatan paguyuban “TALI ASIH INI” ini, sedangkan kami hanya pelaksana, penggerak dan motivator bagi masyarakat untuk membangun kebersamaan.” Ungkapnya.


Gerakan sosial paguyuban “TALI ASIH” yang dibidani oleh seorang anggota Polri AIPTU YUHANIS ini mendapat apresiasi positif dari beberapa tokoh agama dan masyarakat yang ada di jember.

“saya sangat apresiasi sekali dan terima kasih terhadap paguyuban “TALI ASIH” yang di komandani oleh AIPTU YUHANIS yang telah banyak membantu masyarakat yang sangat membutuhkanbantuan dari TALI ASIH, semoga apa yang dilakukan oleh AIPTU YUHANIS ini bisa ditiru oleh anggota polisi lainnya sehingga Polri lebih dicintai oleh masyarakat.

Penyampaian senada juga disampaikan oleh KH. Abdul Basit pengasuh ponpes An-nuqoyyah yang menyampaikan penggaharagaan dan apresiasinya kepada AIPTU YOHANIS dengan TALI ASIHNYA yang telah banyak membantu masyarakat miskin terutama dalam kegiatan bedah rumah tidak layak huni.(....)


*6. Aipda Purnomo Polisi yang gemar merawat penderita gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan banyak simpati dari masyarakat.*



Adalah Aipda Purnono, Panit Lantas Polsek Babat Polres Lamongan yang mendapat banyak apresiasi dari masyarakat dan juga diapresiasi oleh instansinya melalui akun Twitter Humas Polda Jatim dan Divisi Humas Polri.

Apresiasi Juga datang dari Ketua DPD LDDI Kab Lamongan Sdr, H. Agus Yudi yang sempeat menceritakan bahwa ada salah satu tetangganya yang dirawat oleh Ipda Purnomo, menurutnya hal tersebut merupakan suri tauladan bagi kita semua, ini merupakan inspirasi baik bagi warga LDII.

Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Sdr. Martian Bagas Kurniawan Aktifis Gusdurian lamongan yang telah memperhatikan ODGJ hal tersebut sama seperti apa yang ajarkan oleh Gus Dur bapak pluralisme yang ada di indonesia bahwa setiap manusia berhak hidup sejahtera.  

Aipda Purnomo, Tak hanya merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Purnomo juga kerap berbagi rezeki untuk sesama yang kurang beruntung. Beragam aksi sosial dilakukan sang polisi untuk membantu sesamanya, terlebih di saat pandemi sekarang ini.

Suatu hari Aipda Purnomo tidak sengaja melihat perempuan diduga ODGJ sedang mengais sampah di Jalan Raya Babat-Jombang.

"Yang mengejutkan adalah wanita itu hanya menggunakan bra dan celana dalam saja," kisah Aipda Purnomo.

Karena merasa iba, Purnomo lantas putar balik kembali pulang ke rumah untuk mengambil baju perempuan dan makanan.

Setelah itu Panit lantas Polsek Babat itu kembali mendatangi perempuan yang diduga ODGJ itu untuk menawarkan makanan dan pakaian kepadanya.

"Dari pengalaman yang sudah-sudah, cara mendekati ODGJ itu adalah dengan mencoba menawarkan makanan dulu. Kalau dia sudah mau menerima makanan maka kemungkinan besar dia tidak akan marah saat kita dekati," aipda purnomo menjelaskan.

Purnomo lalu mengajak perempuan yang kemudian diketahui bernama Siti Mariya itu ke sebuah warung kecil untuk menggunakan pakaian. Setelah tubuhnya tertutup pakaian, Purnomo kemudian mengajak Siti ke Yayasan Berkas Bersinar Abadi di Desa Nguwok RT 17 RW 1, Kecamatan Modo, Lamongan.

"Yayasan Berkas Bersinar Abadi ini saya dirikan sekitar empat tahun lalu. Yayasan ini fokus membantu merawat ODGJ, gelandangan dan anak jalanan. Kalau anggota yayasan ini sekarang telah mencapai 40-an orang. Salah satunya adalah Lilik Ika Wahyuni, istri saya yang berprofesi sebagai bidan. Dia yang sering bantu saya menolong ODGJ di jalanan," ujar Purnomo.

Setelah dimandikan dan diberi makan di tempat penampungan, pada Sabtu (19/12/2020) tiba-tiba Siti minta izin untuk melanjutkan perjalanan.

Mendengar permintaan tersebut awalnya Purnomo keberatan, pasalnya saat ditanya asal dan tujuannya mau kemana, Siti hanya bungkam seribu bahasa.

"Dia hanya menyebutkan namanya saja. Dia tidak menjawab dari mana asalnya. Dan saat saya tanya mau melanjutkan perjalanan kemana dia menjawab ingin berjalan saja. Karena terus memaksa akhirnya saya mengiInkannya. Yang penting dia sudah mengenakan baju yang sopan," ujarnya.

Purnomo menjelaskan jika dirinya beserta rekan-rekannya yang tergabung dalam Yayasan Berkas Bersinar Abadi telah menolong puluhan orang ODGJ dan gelandangan. Dari ODGJ dan gelandangan yang telah ditolongnya tak sedikit yang telah kembali pulang ke keluarganya.


"Kalau yang mau tinggal di tempat penampungan akan kami rawat dan kami terapi. Ada yang kemudian kita kirim ke rumah sakit jiwa. Tapi banyak juga yang kita temukan alamatnya dan kita antar pulang ke keluarganya," jelasnya.

Saat ditanya kenapa Purnomo gemar menolong ODGJ dan gelandangan, dirinya menjawab bahwa itu semata-mata karena panggilan hati nurani.

"Saya tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil kita. Karena itu di sisa hidup ini saya hanya ingin berbuat kebaikan. Dan hal yang paling saya suka adalah menolong orang ODGJ karena mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih. Dari situlah saya bisa belajar tentang keikhlasan," pungkas Purnomo. 

(.....)



*7. Aipda Agus Budiono Polisi seniman yang Sakti tapi baik Hati, memberikan pengobatan alternatif secara gratis...*


Bagi masyarakat di wilayah kec. Mojo Kab. Kediri sudah tidak asing lagi dengan sosok Aipda Agus Budiono, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Mojo Polres Kediri Kota.

Selain terkenal sebagai Polisi yang juga seniman kesenian jaranan, Aipda Agus Budiono juga dikenal sebagai terapis pengobatan alternatif.

Darah seni yang mengalir dalam tubuh Aipda Agus diperoleh dari lingkungan keluarganya yang seniman, "Bapak saya penabuh gendang dalang Ki Manteb Sudarsono, sementara adik saya profesinya juga dalang, basic keluarga saya memang seniman, mungkin itu yang membuat saya tertarik terus belajar berkesenian," tuturnya sambil tertawa.

Sebagai anggota Polisi dengan talenta seni yang dimilikinya, bapak dua anak ini telah banyak berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan kesenian lokal di Kediri.

Pria yang bertugas sebagai anggota Babinkamtibmas di Polsek Mojo ini, seringkali mengikuti pentas kesenian budaya baik di tingkat regional maupun nasional, bahkan karena pengalaman yang dimiliki ia pernah didaulat menjadi seorang juri.

Selain terampil dan cekatan dalam peran kesenian jaranan serta tari barong, Aipda Agus Budiono juga memiliki kemampuan yang unik di bidang metafisika, sehingga tidak jarang ia sering dimintai tolong oleh masyarakat untuk menyembuhkan orang yang sedang mengalami kesurupan atau kerasukan roh halus.

Terkadang ada orang yang meminta tolong lantaran kerabatnya dirasuki makhluk halus. "Semuanya itu atas izin Tuhan mas, saya hanya perantara aja," ujarnya Agus Budiono merendah.

Kemampuan metafisika yang dimilikinya tersebut juga ia pergunakan untuk membantu mengobati orang yang sedang mengalami sakit.

Bripka Agus Budiono mengaku pernah mengobati penderita strok maupun orang yang sedang bermasalah dengan kesehatan lainnya. Metode ilmu pengobatan yang dilakukanya menggabungkan kombinasi unsur medis serta tenaga dalam.

"Saya padukan dengan unsur medis dan tenaga dalam. Unsur medisnya saya dulu kan pernah belajar mengenai akupuntur serta hipnotis. Orang yang terkena strok pernah saya obati dan syukur kedua tangan dan kakinya sudah bisa bergerak sekarang," kata pria yang rajin mengikuti ritual puasa ini.


Pengobatan alternatif yang dilakukan anggota Bhabinkamtibmas ini digratiskan tanpa dipungut biaya, meski begitu ada juga pasien yang mengisi kotak seikhlasnya untuk kegiatan sosial Laskar Peduli Sesama.

Diungkapkan Aipda Agus Budiono, bahwa pasien yang datang berobat mayoritas dengan keluhan sakit stroke, asam urat, diabetes, gangguan psikis serta keluhan non medis lainnya, Aipda Agus Budiono juga memiliki pasien tetap sejumlah pelajar berkebutuhan khusus siswa Sekolah Luar Biasa ( SLB ) yang rutin mendapatkan terapi.

Anugerah yang dimilikinya tersebut, dipergunakan oleh Bripka Agus Budiono untuk menolong orang lain, menurutnya semua yang dilakukannya tersebut semata-mata didasari rasa ikhlas karena ingin membantu sesama.

"Saya dulu pernah hidup susah. Bantu orangtua, jualan mi bungkus keliling pernah saya lakoni. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sekolah, sampai-sampai kambing saya jual. Saya sangat bersyukur bisa menjadi seorang anggota Polri sekarang ini," kenangnya. 

“Beliau ini sangat tinggi sosialnya kepada masyarakat, beliau memberikan fasilitas ambulan gratis, mewakafkan 20 ribu al quran dan bersih-bersih tempat ibadah, ini salah satu contoh bahwa polisi itusangat dekat dengan masyarakat, saya berharap kepada bapak kapolda, kapolres bina terus polisi ini sebagai pengayom masyarakat “ puji salah satu Ketua Ormas Kepemudaan PRS ( Pengabdian Rakyat Sejati ) Kediri kepada Aipda Agus Budiono(....)


*8. Bripka Popong Yulianto “ Sang Pahlawan Ekonomi Masyarakat Bawean “.*



Nama Bripka Popong Yulianto bagi warga masyarakat di Pulau Putri sebutan lain dari pulau bawean khususnya yang mata pencahariannya sebagai nelayan, adalah sosok “ pahlawan ekonomi “,  Sebab, Bintara polisi ini telah mengubah ekonomi nelayan di pulau bawean itu menjadi sejahtera.

Bripka Popong Yulianto tak hanya menjadikan pendapatan nelayan meningkat dari yang sebelumnya kekurangan, tetapi Bintara Polri ini juga mengubah perilaku nelayan di Pulau Bawean menjadi lebih mencintai lingkungan habitat laut, khususnya terumbu karang dan biota laut.

Beberapa tahun lalu, saat Popong pulang ke kampungnya di Bawean, melihat cara mencari ikan nelayan menggunakan putau atau putasium serta tumbak, padahal cara itu sangat merusak terumbu karang serta habitat lainnya yang ada di laut, selain itu ikan hasil tangkapan sudah dalam kondisi mati, karena teracuni obat atau tumbak sehingga harga jualnyapun relatif murah Rp 50 ribu/kg, padahal harga ikan di Surabaya atau Gresik, bisa tembus Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu/kg jika dalam kondisi hidup.


Melihat hal itu, Bripka popong merasa terpanggil untuk mencari solusi, yang pertama  dilakukannya yaitu menghubungi dan berkoordinasi dengan salah satu eksportir ikan di  Gresik dan Surabaya namun ia mengalami kesulitan.


"Kami benar-benar hampir putus asa karena berbulan-bulan mencari solusi itu tidak ketemu, sampai suatu ketika ada informasi yang memberitahukannya bahwa salah satu eksportir di wilayah Bandara Juanda, Sidoarjo," Bripka Popong menceritakan perjuangannya bagi nelayan dikampung halamannya.


Berkat ketekunannya berkomunikasi dan melakukan pendekatan kepada beberapa orang yang mengerti bisnis ikan karapu sampai bertemu dengan seseorang menyampaikan bahwa kalau mau ikan kerapu harga mahal harus dijual hidup-hidup, pembelinya dari luar negeri dan harga katanya bisa Rp 500 ribu/kg sampai Rp 800 ribu/kg," terangnya.


"Hati saya merasa plong, apalagi orang  tersebut mau menjelaskan secara teknis," sambung Popong.


Akhirnya, ia mendapat nomer telepon salah satu eksportir di luar negeri. "Untungnya saya sedikit bisa Bahasa Inggris, walau tidak sempurna. Selanjutnya, terjadilah transaksi pengiriman awalnya dalam jumlah kecil," kata Bripka popong lagi.

Di situlah awal ia memberikan pemahaman kepada seluruh nelayan di Bawean bahwa Ikan kerapu bisa dijual mahal dalam kondisi masih hidup, untuk lebih meyakinkan para nelayan Bripka Popong menggandeng instansi terkait untuk memberikan penyuluhan kepada nelayan tentang tata cara menangkap ikan kerapu dengan benar tanpa menggunakan alat dan tidak merusak terumbu karang maupun membunuh habitat laut lainya," lanjutnya.


Dari situ, kesadaran nelayan yang ada di Pulau Bawean untuk menjaga lingkungan laut mulai tumbuh. Bahkan mereka saling menjaga jangan ada yang merusak.


"Kami sangat bersyukur dan lega, karena jerih payah saya selama ini yang saya lakukan telah membuahkan hasil," papar Popong.


Aksi nyata Bripka Popong diakui oleh sejumlah nelayan Bawean dan tokoh masyarakat serta Kades Sido Gedung Batu, Sdr. H. Supar, "Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Popong, karena atas perjuanganya membantu nelayan, sehingga bisa meningkatkan ekonomi yang dulu pas-pasan kini sangat cukup, (....)


*9. Bripka Sugeng Polisi yang Peduli Pendidikan,* Penggagas Perpustakaan Keliling dan Taman Baca untuk Anak-Anak




Secara filosofis, eksistensi fungsi Kepolisian telah ada sebelum dibentuknya organ kepolisian, karena fungsi kepolisian melekat pada kehidupan manusia, yakni menciptakan rasa aman, tenteram dan tertib dalam kehidupan masyarakat sehari-harinya. 


Berangkat dari filosopi tersebut Bripka Sugeng Bhabinkamtibmas Polsek Bubutan Polrestabes Surabaya menyadari, tidak hanya menjaga keamanan agar wilayah binaannya menjadi aman, tetapi ia juga harus memberikan pelayanan atau pengayoman.


Untuk hal tersebut berbagai cara mulai dari sosialisasi, Bansos, pembinaan, hingga sambang telah dilakukan oleh Bripka Sugeng Bhabinkamtibmas Polsek Bubutan, sampai suatu saat timbul dalam benaknya untuk memanfaatkan lahan kosong bekas pengolahan kayu di ujung Gang 3 Tembok Lor, Surabaya yang menjadi wilayah binaanya.


Setelah berembuk dengan pengurus kampung niatan Bripka Sugeng membuat Taman Baca terwujud pada Sabtu sore, (07/11/2020), selanjutnya Bripka Sugeng memberikan Rak etalase dan 250 buku dengan beraneka buku termasuk, buku cerita, Pengetahuan alam, Eklopedia, Sejarah dan buku buku Sains.


Mulai saat itu gemuruh suara anak-anak terdengar ramai setiap sore hari di Gang Tembok Lor III, Kampung Tembok, Kelurahan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur, riuh suara anak-anak itu bukan sedang berada di wahana bermain atau mall tapi sedang membaca buku bacaan mereka.


Taman Baca Tembok Lor III kini menjadi arena yang mengasyikkan, buku-buku yang tersedia di taman baca kini menjadi sahabat anak-anak di sana. 


Geliat suasana edukasi di Taman Baca Tembok Lor III itu tecipta berkat kerja tulus Bripka Sugeng, seorang Abdi Bhayangkara yang bertugas di Polsek Bubutan yang memiliki keinginan luhur untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.


Kerja ikhlas  Bripka Sugeng yang ingin mencerdaskan anak Indonesia bukanlah pepesan kosong, Ia rela merogoh uang pribadinya untuk membeli buku bacaan baru untuk Taman Baca Tembok Lor III. “Jangan berhitung materi dengan ilmu pengetahuan, jika generasi penerus kita adalah orang-orang yang hebat dan pintar, kita juga yang bangga karena awalnya berkat niat keinginan diri kita,” ucap Bripka Sugeng.


Seperti pada sore itu, Pak Sugeng yang belum sampai di taman baca, Ia baru turun dari motornya kemudian berjalan santai sambil berbincang dengan dua orang bapak-bapak lainnya, tetapi sebagian anak-anak langsung berhamburan menghampirinya, menarik-narik tangannya, ada yang memeriksa tubuhnya, ada yang cerewet bertanya ingin mengetahui apakah Pak Sugeng membawa ‘teman akrab’ mereka : buku bacaan baru.


Jerih payah Bripka Sugeng ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan diantaranya dari DR. Nasrul Syarif, M.si Penggerak Literasi Digital Nasional, : “ Yang dilakukan oleh bripka Sugeng merupakan inspirasi yang luar biasa yang bisa kita tiru bisa kita ambil dan ini adalah upaya membangun literiasi digital juga “. Ujar beliau.  


“ Bripka Sugeng membantu masyarakat dengan membuat perpustakaan keliling dan membangun taman-taman bacaan diwilayah kerjanya, ini adalah salah satu bukti bahwa polisi adalah sahabat masyarakat, polisi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat, inilah teman-teman sekalian apa yang kita tabur maka itu yang akan kita hasilkan, kalau kebaikan yang kita tabur maka akan menghasilkan kebaikan pula”, tambah Nasrul Sarif.


Ucapan terima kasih dan penghargaan terhadap Bripka Sugeng juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Bubutan Bapak Mashoet : “ bantuan dari Bripka Sugeng Babinkamtibmas Bubutan sangat amat berguna sekali bagi adik-adik diwarga kami sehingga adik-adik bisa melancarakan niat untuk sehingga menambah wawasan mereka. (....)

Post a Comment

0 Comments