TPID Mayang Kunjungi Sentra Produk Anyaman Bambu Desa Sidomukti

   


Jember, Kabarejember.com
-----Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, mendatangi Desa Sidomukti Kecamatan Mayang, untuk melihat dari dekat adanya Inovasi Pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa setempat, Kamis(31/7/2019). Kunjungan ke masyarakat Desa ini, untuk melakukan kegiatan capturing, yang merupakan bagian dari kegiatan Program Inovasi Desa (PID). "Capturing" dalam program inovasi desa merupakan salah satu langkah dalam proses penangkapan pengetahuan inovatif untuk menghasilkan dokumen pembelajaran.
      Langkah ini dilakukan, karena Desa Sidomukti selama ini dikenal, sebagai salah satu centra Produksi anyaman Bambu. Terlebih lagi Kepala Desa Sebelumnya, sudah melakukan pembinaan dan pemberdayaan perajin bambu di desanya, dengan pelatihan keterampilan memperbanyak model dan jenis produk. Pelatihan ini, juga diberikan kepada pemuda anggota karang Taruna Desa Sidomukti. 
   Bahkan Produk yang dari bambu ini,  bernilai artistik atau seni, sehingga memiliki nilai jual tinggi. Kalau sebelum ada pelatihan, perajin hanya bisa membuat tempat nasi, Tempeh serta Capil. Namun kini bisa membuat aneka produk dari Bambu. Diantaranya seperti
keranjang cucian, tempat buah, tempat hantaran lamaran, lampu dinding, lampion, tempat Sendok, topi dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya jenis produk anyaman bambu ini, diharapkan bisa meningkatkan penghasilan tarap ekonomi masyarakat.
      Inilah kegiatan Capturing yang dilakukan Kecamatan Mayang untuk mengidentifikasi bibit inovasi yang ada di Desa Sidomukti.
       Dari semua potensi yang ada di desa tersebut, TPID kecamatan Mayang hanya mengusulkan Kerajinan anyaman Bambu Desa Sidomukti sebagai salah satu Bibit inovasi yang akan diangkat dalam Bursa Inovasi Desa (BID) yang rencananya akan digelar akhir tahun ini.
       Mengapa harus memilih Kerajinan Bambu  sebagai bibit atau bakal inovasi Desa? Hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat pedesaan di kecamatan Mayang, termasuk Desa Sidomukti, yang memiliki tanaman bambu, dalam jumlah banyak. Bahkan Bambu di desa Sidomukti, biasanya hanya dijual keluar daerah dalam bentuk bambu, dengan harga relatif murah.
     Tentunya jika Bambu itu, dirubah bentuk kerajinan bambu, maka akan  memiliki nilai jual lebih tinggi dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru  dan mengurangi tingginya pengangguran.
      Langkah  ini sesuai dengan tujuan dari Program Inovasi Desa yaitu mendorong pengembangan ekonomi lokal dan percepatan pembangunan desa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan pertimbangan dasar inilah TPID Kecamatan Mayang akan mengangkat Kerajinan Bambu Desa Jejeruk sebagai Inovasi yang akan ditampilkan dalam BID nanti.

Sebagai kegiatan pertama yakni capturing, ketua TPID kecamatan Mayang beserta Tim PID kecamatan Mayang melakukan serangkaian proses wawancara  kerajinan anyaman bambu dari warga hingga mantan Kepala Desa Sidomukti mengumpulkan data data yang dperlukan untuk pengangkatan Inovasi tersebut.

Dalam keterangannya, perajin anyaman bambu Desa Sidomukti,  bahwa kegiatan anyaman bambu ini selain menggunakan bahan dasar bambu yang mudah di dapat di desanya,  juga mudah untuk dikerjakan oleh masyarakat mulai dari kalangan pemuda hingga orang tua. Selain itu, kerajinan anyaman bambu ini juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi hingga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian penduduk lokal.

     Sedangkan Mantan Kepala Desa Sidomukti, Sunardi Hadi Prayitno,  Saat dihubungi TPID Mayang,  merasa sangat senang apabila Kerajinan Anyaman Bambu di Desanya, bisa diangkat dalam Bursa Inovasi Desa. Kerajinan ini, sudah puluhan tahun, menghidupi ekonomi warganya.
     Namun produksi anyaman bambu ini, masih terkendala pemasaran, yang masih tradisional. Sehingga banyak warga luar desa, yang belum mengenal produk ayaman yang baru.
"Kami berharap kedepan bisa bermitra, atau setidaknya produksi bisa dipasarkan secara online,"ujar Sunardi.
    Dengan demikian, produk anyaman Bambu di desa Sidomukti, bisa dikenal luas di manca negara. (Iza/Mia)

Post a Comment

0 Comments