Dituduh Senior Pondok, Yuniornya Dianiaya


Probolinggo, Kabareprobolingfo.com 
----- Dengan aksinya beberapa warga Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok, mendatangi Mapolresta, Kamis (26/03) Siang.

dalam kedatangan mereka untuk melaporkan aksi kekerasan terhadap Riyan (12) seorang pelajar pondok, oleh seniornya.

Pelaku pemukulan menggunakan yang menggunakan kabel dan selang tersebut diungkap Hilmi (24), salah seorang dari 4 warga yang melaporkan peristiwa tersebut ke polresta. Karena aksi pemukulan itu, punggung dan tangannya Riyan mengalami luka lecet.

saudara Hilmi dan tiga warga lainnya melapor karena merasa iba terhadap korban penganiayaan. Terlebih lagi, korban tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Korban yang yatim piatu, selama ini tinggal bersama salah seorang warga setempat, tetapi kini berada di Papua.

Karena ditinggal keluarga angkatnya ke Papua, ia dititipkan ke Narko, yang masih memiliki hubungan atau Famili keluarga dengan ayah angkatnya. 
Menurut Hilmi, Narko masih menjadi pengurus pondok di mana korban juga menuntut ilmu.

namun sekarang, korban ada di rumah Narko. Dibawa dari rumah saya,” ujar Hilmi.

dari keterangan Hilmi, mulanya Riyan mondar-mandir di depan rumahnya dan duduk di pinggir sawah sambil menangis. Hilmi kemudian mendekatinya dan menanyakan kejadian yang membuat Riyan menangis.

pengakuan Riyan pada awak Media, ia telah dipukuli oleh 2 seniornya di pondok. Pemukulan itu berlangsung dari pukul 05.00 hingga pukul 07.00. Riyan dipukul lantaran dituduh mengambil uang di pondok sebesar Rp 500.000.

sebagai pengganti orang tua yang ngemung saat ini Hilmi yang iba, lalu mengajak Riyan pulang dan merawat lukanya. “Kami yang merawat dan mengobati lukanya,” ujarnya.

Dalam pengakuannya pengakuan Riyan kepada Hilmi, pemukulan diarahkan ke bagian kepala, punggung dan tangan, dengan menggunakan  kabel dan selang. Tak tahan dengan pukulan yang menyakitkan itu, Riyan akhirnya mengakui tuduhan seniornya soal mencuri uang. “Pengakuan korban ke saya seperti itu. Lalu korban dibawa ke rumah Narko,” jelas Hilmi.

Hilmi mengaku sempat konfirmasi kepada penghuni pondok yang memukul Riyan.  Keduanya mengaku melakukan hal itu berdasarkan kejadian sebelumnya. Di pondok itu sebelumnya juga pernah kehilangan uang Rp 80 ribu dan yang disebutkan diambil oleh korban. “Tetapi yang Rp 500 ribu itu tidak jelas uang siapa,” kata Hilmi.

sementara, petugas di SPKT Polres Probolinggo Kota Bripka Robbi mengatakan kepada 4 warga yang mengadu bahwa polresta belum bisa bersikap atas pengaduan tersebut. Polresta masih akan melakukan gelar terlebih dulu. “Tunggu di sini ya. Pengaduan bapak akan digelar dulu. Hasilnya nanti setelah digelar,” ujarnya.

Wartawan sempat mendatangi Narko di kediamannya di Jalan Progo, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok. Istri Narko yang menemui, menyatakan tidak akan melaporkan pemukulan yang menimpa anak angkatnya. “Sudah ya, kami bisa menyelesaikan persoalan ini. Enggak perlu dibesar-besarkan. Kami juga kasihan,” katanya.

Dia juga menyatakan bakal menyelesaikan insiden pemukulan ini secara kekeluargaan dengan pondok. Soal perawatan medis untuk Riyan, perempuan berjilbab itu menyatakan masih menunggu suaminya yang masih ada di pondok. “Sebentar lagi. Suami saya masih di pondok. Koordinasi dengan pondok,” katanya.

senada dengan diungkap Kamat yang mengaku sebagai salah satu pengurus yayasan di pondok tersebut. “Kami akan selesaikan secara kekeluargaan. Kami ingin secepatnya selesai,” katanya.

di saat ditanya kronologi pemukulan itu, Kamat enggan berkomentar. “Kami belum tahu.  Waktu mau tanya kronologinya, sampeyan datang. Jadi belum sempat. Yang jelas, aturan (memukul, red) seperti itu tidak ada di pondok kami,” tuturnya. (M.H) 

Post a Comment

0 Comments