Polije Pararel Selenggarakan ICoFA dan ICoSHIP



Jember,kabarejember.com 

---- Masih dalam rangkain Dies Natalis ke 32, maka Sabtu (7/11) pagi ini Politeknik Negeri Jember (Polije) secara paralel menyelenggarakan seminar internasional bidang Pertanian dan Pangan serta bidang Sosial, Kemanusian dan Kesehatan Massyarakat.

International Conference on Food and Agriculrure (ICoFA) kali ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya, dengan tema “Development and Improvement of Sustainable Agricultural Practices Toward Environmental and Global Well-beings”. Sedangkan seminar internasional lainnya berjudul International Conference on Social, Humanities and Public Health (ICoSHIP). Berbeda dengan ICoFA, ICoSHIP merupakan penyelenggaraan yang pertama kalinya dan bertema : Tranformation on Humas Behaviour During Covid-19 Outbreak : Challenges for Future and Global Well-Being.

Menurut  Chairman of Organizing Committee ICoFA dan ICoSHIP Dr. Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM, Polije sebagai Politeknik unggulan khususnya dalam bidang pertanian di Indonesia, berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan bidang pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “Sebagai Politeknik dengan keilmuan utama dibidang pertanian, mempunyai tanggung jawab untuk berkontribusi pada pengembangan bidang pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan”, paparnya.

Masih menurut Nanang Dwi Wahyono, untuk pertama kalinya Polije kali ini juga menyelenggarakan seminar internasional bidang sosial. Latar belakang utama penyelenggaraan ICoSHIP adalah kondisi pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia dengan dampak yang sangat dahsyat mulai aspek ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat. ”Sehingga tema ICoSHIP seputar transformasi perilaku manusia selama wabah COVID-19: Tantangan untuk kesejahteraan global di masa depan”, papar Nanang Dwi Wahyono.

Dalam kesempatan penyelenggaraan ICoFA dan ICoSHIP kali ini, Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, ST, MT, Ph.D memberikan apresiasi kepada Polije sebagai salah satu Politeknik unggulan di Indonesia telah menjadi pelopor pengembangan pertanian, yang salah satunya telah mengembangkan Teaching Factory yang berstandar industri. “Dengan seminar internasional ini bukan hanya berhenti pada jurnal internasional saja, akan tetapi mampu berkontribusi pada pengembangan kemitraan dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) serta berhasil menciptakan HAKI atau paten”, harapnya.

Dalam ICoFA yang ketiga kali ini menghadirkan 3 pembicara utama meliputi : Associate Professor Toshinari Maeda, Division of Environmental Engineering, Department of Biological Functions and Engineering, Kyushu Institute of Technology, Japan; LH (Leon) de Jonge, Ph.D Wageningen University and Research, Netherland, Animal Nutrition serta Dr. Lalita Siriwattananon, Dean Faculty of Agricultural Technology, Rajamangala University of Technology Thanyaburi, Thailand.

Sedangkan untuk ICoSHIP, juga menghadirkan 3 pembicara utama meliputi : Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec, College of Vocational Studies, IPB University, Indonesia; Dr. Ruanni Tupas, University College London, Institute of Education serta Professor Tan Sri Dato’ Wira Dr. Mohd Shukri Ab. Yajid, Management & Science University, Malaysia.

Dalam ICoFA yang ketiga ini diikuti oleh 161 papers dengan jumlah penulis sebanyak 380 orang baik yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand, Belanda dan Jepang. Sedangkan topik yang disajikan dalam ICoFA kali ini terdiri dari 11 bidang yang meliputi : Agriculture Engineering and Biotechnology, Organic Agriculture, Agroindustry and Agribusiness, Animal Nutrition, Animal Production, Veterinary Science, Food Science and Technology, Food Safety, Food Security and Sovereignty, IT for Agriculture, serta Renewable and Novel Energy Sources.

Sedangkan dalam penyelenggaraan ICoSHIP yang pertama ini, membahas dua kelompok bidang : Social Science and Humanity dan Public Health. Bidang Social Science and Humanity meliputi : Communication studies, Economics, Education, Law, Language, Culture, and Linguistics, Psychology, Sociology, Tourism, Anthropology, Arts and Religion, sedangkan pada bidang Public Health meliputi : Behavioral science, Health education, Biostatistics, Environmental health, Epidemiology, Health services administration, Health behaviour, Health services management, Health policy, Health information system, and Nutrition.

“Pada penyelenggaraan ICoSHIP perdana ini disajikan 67 papers dengan jumlah penulis sebanyak 159 orang yang berasal dari Jepang, Philipina, Senegal dan tuan rumah Indonesia”, terang Nanang Dwi Wahyono.

Menurut Direktur Polije Saiful Anwar, S.TP, MP sesaat dalam sambutannya sebelum membuka seminar internassional ini secara resmi, memberikan apresiasi kepada Dirjen Pendidikan Vokasi, semua pembicara utama serta semua partisipan dalam ICoFA dan ICoSHIP kali ini, meski penyelenggaraannya dilakukan secara daring mengingat situasi yang masih berkutat pandemi Covid 19 ini, akan tetapi respon serta partisipannya sangat luar biasa. “Sebagai akademisi, kita dituntut terus berkontribusi maksimal baik dibidang pembentukan karakter dan kompetensi lulusan, terus memberikan riset yang bisa diaplikasikan oleh masyarakat dan industry serta pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan”, terangnya.

Menurut Saiful Anwar, dampak pandemi Covid-19 ini yang melemahkan berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, industri dan kesehatan, harus dilawan secara bersama-sama, dengan kesadaran, kebersamaan dan kedisiplina semua unsur masyarakat, tidak terkecuali yang berkaitan dengan tugas dan fungsi perguruan tinggi. “Dengan ICoFA yang ketiga ini, Polije yang mempunyai tugas pengembangan bidang keilmuan dasar pertanian,  berkomitmen mengajak pada dunia untuk terus mengembangan pertanian yang berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Demikian juga melalui ICoSHIP, kami mengajak berkontribusi khususnya dalam bidang sosial, kemanusiaan dan kesehatan masyarakat sebagai dampai pandemi Covid-19”, imbuh Saiful Anwar.

“Khusus bagi Polije, luaran dari seminar internasional ini baik ICoFA dan ICoSHIP ini bukan hanya berbentu paper dan proseding maupun jurnal saja, akan tetapi sesuai dengan harapan Dirhen Pendidikan Vokasi tadi, diharapkan juga dapat menghasilkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) baik berbentuk paten, paten sederhana, merek dagang, produk hilirisasi dan komersial”, terang Dr. Ir. Budi Hariono, M.Si Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Polije. (mia/iza/hms)


Post a Comment

0 Comments