Prof. DR. KH. Asep SaifudinChalim, MA. : "Sekolah Negeri kelas diisi dengan lebih dari 32 siswa, adalah sebuah pengkhianatan ".



Mojokerto - Prof. DR. KH. Asep SaifudinChalim Chalim, MA yang lazim dipanggil dengan Kyai Asep beberapa hari yang lalu berkesempatan memberikan materi dalam sebuah Rapat Kerja Persatuan Guru Nahdlatul Ulamandi halal lantai 2 Guest House Institut Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC) Bendunganjati Pacet Mojokerto. 


Dalam paparannya Kyai Asep memulainya dengan mensitir kaidah agama Islam yaitu " Kiprah seorang pemimpin terhadap rakyatnya harus ditujukan untuk kemaslahatan rakyatnya secara keseluruhan. ( Tashraful imam ala ra'iyyatihi manuthan bil mashlahati). 


" Jadi seorang pemimpin dalam melayani rakyatnya untuk kemaslahatan rakyatnya secara keseluruhannya tampa kecuali. Menjaga dan berusaha untuk kemajuan pendidikan baik disekolah negeri maupun sekolah swasta ", kaya Kyai Asep. 


Lebih lanjut Kyai Asep menerangkan, harus dipikirkan kemajuan sekolah negeri dan swasta. dijaga dan dipelihara kehidupan dan perkembangannya. 


Menurut ketentuan dari Pendidikan Nasional bahwa jumlah siswa maksimal di kelas adalah 32 siswa. Jumlah ini sudah besar. Kalau ditempat saya ( Ponpes Amanatul Ummah) mohon maaf 24 siswa. 


" Kalau ada sekolah negeri yang yang komposisi jumlah siswa di kelas lebih dari 32 siswa. Maka ini adalah sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan terhadap lembaga pendidikan ", kata Kyai Asep. 


Tolong kepada wartawan yang hadir, ini dirilis supaya sampai beritanya kepada Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan, masih kata Kyai Asep. 


Kemudian menurut ketentuan guru sekolah negeri yang bersertifikasi jam mengajarnya adalah 24 jam per minggu. Kalau semua gurunya sudah memenuhi jam mengajarnya 24 jam. Maka bernafsu menambah siswa baru lagi. Cukup dan berhenti menerima siswa baru. 


Dengan demikian maka siswa baru akan meluber ke sekolah-selolah swasta. Selanjutnya sekolah swasta akan bisa hidup dan berkembang baik sama seperti sekolah negeri, karena memiliki jumlah siswa yang rasional untuk mewujudkan kwalitas pendidikan yang bermutu dan baik. 


Tapi kalau sekolah negeri seenaknya mencari siswa baru, sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan komposisi jumlah siswa perkelasnya maksimal 32 siswa dan melebihi jumlah siswa baru setelah jam mengajar 24 jam perminggu buat guru telah terpenuhi. Itu berarti pengkhianatan lembaga pendidikan dan pembunuhan terhadap sekolah-sekolah swasta. 


Masih lanjut keterangan Kyai Asep, sekolah swasta utamanya sekolah-sekolah Islam tidak boleh kalah dengan sekolah negeri. Harus lebih baik dan bisa bersaing dengan sekolah negeri terkait kwalitas pendidikannya. Tidak rasional kalau sampai sekolah swasta terrlebih sekolah Islam kalah dengan sekolah negeri. Karena sekolah swasta Islam mempunyai kelebihan dibanding dengan sekolah Negeri. Guru-guru sekolah swasta Islam memandang siswanya, anak didiknya sebagai anak kandung sendiri. Hal seperti ini tidak ada di sekolah-sekolah negeri. 


Nabi Muhammad SAW berkenaan dengan anak didiknya menyiapkan : " ANA LAKA KAL WALIDI KAL WALADI ". Yang artinya Aku terhadap anak didikku memandang seperti orang tua kepada anaknya. 


Kesejahteraan guru swasta harus barokah. Diusahakan guru-guru swasta dapat sertifikasi nasional. Kalau gak bisa ya dapat sertifikasi daerah. Kemudian bisa mengajukan agar dapat inpassing. Sehingga bisa mendapat gaji sekitar Rp. 4.000.000,00 ini sudah berkah. Berkah itu sedikit lebih, masih kata Kyai Asep dalam paparannya. 


Sekolah swasta harus memiliki komposisi kelas 32 siwa, bukan 8 dan bukan 15 siswa serta jangan lebih dari 32 siswa. Agar kwalitas pendidikan terjaga dan terjamin. 


Guru-guru swasta utamanya sekolah Islam. Tidak boleh putus asa, jangan malas. Tetep semangat bekerja dan selalu percaya diri. Serius dan sungguh-sungguh serta optimis sekolahnya bisa maju, besar dan mampu bersaing dan bahkan lebih baik kwalitasnya dengan sekolah negeri. 


Maaf contohlah sekolah Kami di Ponpes Amanatul Ummah. Sekarang siswanya ada 10.000 siswa. Dulu tahun 2006 hanya ada satu kelas siswanya hanya ada 48 siswa. Lokasinya terpencil sulit dijangkau masih seperti hutan menakutkan. Jalannya hanya lebar 2 m makadam, tidak ada penerangan jalan sehingga gelap gulita. Kalau malam jarang orang berani lewat sebab masih banyak begal. 


Tapi kami dengan guru yang ada tak kenal menyerah, tidak ada kata tidak bisa, rajin tidak malas, optimis dan percaya diri. 


Dari tempat terpencil dan dari kecil tetapi memancarkan sinar kwalitas tinggi dan manfaat yang dapat dirasakan, sinar kesuksesan, akhirnya animo masarakat besar dicari orang dan kemudian menjadi besar serta ternama seperti saat ini.


Di sekolah-sekolah lingkungan Ponpes Amanatul Ummah ini, Kami sesungguhnya hanya mengandalkan dua hal. Yaitu Guru yang baik dan sistem yang kompetitif. Guru yang baik adalah guru yang bertanggung jawab sungguh terhadap kwalitas pendidikan anak didiknya. Sistim yang kompetitif yaitu sistim yang terus dikaji, dipelajari, inovatif, visioner, up to date seiring dengan kemajuan zaman. 


Raker dimaksun saat Kyai Asep menyampaikan paparan materi itu. Adalah Raker II PC. Pergunu Kabupaten Sidoarjo di Kampus IKHAC pada Minggu tanggal 13 Juni 2021 diikuti oleh 150 peserta. 


Abdul Mujib, S.Ag., M.Pd.I Ketua PC. Pergunu Kabupaten Sidoarjo mengatakan : " Ini adalah kegiatan Rapat Kerja II PC. Pergunu Kabupaten Sidoarjo dan Seminar Pendidikan. Nara sumbernya dia orang yaitu Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dan Kyai Asep. Tapi karena ada halangan Bupati Sidoarjo tidak bisa hadir ".


Raker II ini tujuannya menyusun program kerja khususnya Tahun 2021 dan evaluasi program, dihadiri 150 orang terdiri dari Pengurus Cabang dan Anak Cabang serta dua lembaga pendidikan yang besar di Sidoarjo ponpes Al-Badriyah dan ponpes Al-Falah, masih kata Abdul Mujib. 


Materi yang kita angkat adalah peningkatan Sumber Daya Manusia dan idealisme di lingkungan pendidikan Ma'arif maupun di Nahdlatul Ulama agar bisa bersaing dengan sekolah-sekolah negeri. 


Hari ini sebenarnya tantangan kita adalah kwalitas pendidikan dan idealisme. Kita lihat masih banyak keluarga Nahdliyin yang memilih sekolah negeri. Ya memang karena kwalitas pendidikan sekolah Islam masih harus dikembangkan dan diperbaiki, kata Abdul Mujib. (Anik)

Post a Comment

0 Comments