Dibuka Cafe Pujasera Gerbang Kota Mojopahit Di Ngoro Mojokerto


MOJOKERTO –Merdekanews. Id  H. Kusdarmaji Pengawas BUMDES Desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto  membaca, “Bismillahirrahmanirrahim” pertanda dibukanya unit usaha kuliner Pujasera “Gerbang Kota Mojopahit”, disambut tepuk tangan para hadhirin yang mengikuti acara launching Pujasera tersebut.

Pembukaan Pujasera Gerbang Kota Mojopahit itu diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 31 Maret 2022 jam 10.00 Wib ditengah-tengah stand yang berjajar berjumlah 16 stand  lenkap dengan mushola dan toilet Pujasera Gerbang Kota Mojopahit, yang terletak di Dusun Wates Desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto jalan Raya Mojosari – Gempol persis sebelah Barat Masjid Nur Taqwa Pusdik Brimob Watukosek.

Berdiri diatas TKD seluas 2000 M2 bangunan Pujasera Gerbang Kota Majapahit ini luasnya 800 M2, tampak gagah dan megah serta luas diperkirakan menghabiskan dana Rp. 1,2 M, Ada 16 Stand, Khusus minuman, Freid Chicken And Fish, Rawon Babat, Sate Kambing, Sate Ayam, Sop Buntut, Ikan Asap dll. Letaknya pun strategist tepi jalan raya yang ramai lalu-lintasnya serta memiliki lahan parkir yang luas. Disamping atap bangunan yang tinggi membuat hawanya selalu sejuk saja.

Pendirian Unit Usaha BUMDES Wates Makmur  Pujasera “ Gerbang Kota Mojokerto” ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi Desa Watesnegoro, pemulihan ekonomi masyarakat, Peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha kuliner. 

Disamping itu untuk memberikan pekerjaan atau lapangan kerja sekaligus ketrampilan kepada Karang Taruna Desa Watesnegoro dan para remajanya. Dengan harapan kedepan nanti para remajanya punya keahlian khususnya kuliner. Dan bisa bekerja mandiri , menjadi pengusaha kuliner sukses, tidak hanya fokus kepada menjadi karyawan Pabrik atau PNS saja.

Dalam sambutannya Kades Watesnegoro Sampurno, SPd.,MPd, yang punya penduduk dengan hak pilih 7.500 orang, mengatakan : “Pujasera Gerbang Kota Mojokerto ini didirikan dengan tujuan utama Meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Watesnegoro dan yang kedua Mengangkat remaja desa agar mempunyai pekerjaan dan ketrampilan. 

Makanya yang mengelola dan kayawanya kami serahkan kepada Karang Taruna Desa”.
Sejatinya bangunan Pujasera yang akan mampu merekrut sekitar 30 orang tenaga Kerja dari Karang Taruna itu,  masih lama selesainya, karena menunggu turunnya DD setiap tahunnya. 

Diperkirakan baru selesai tahun 2025 karena DD bantuan dari Pemerintah Mojokerto setiap tahunnya tidak hanya untuk itu saja, akan tetapi untuk keperluan yang lain juga. Karena punya semangan agar bangunan bisa selesai sebelum Ramadhan tahun ini, untuk secepatnya membantu masyarakat Desa Watesnegoro pulih dan meningkat ekonominya maka sepakat dicarikan dana talangan dengan patungan antar perangkat desa.

“Kalau menunggu anggaran maka pujasera ini lama sekali berdirinya. Bisa jadi tahun 2025. Maka saya kumpulkan perangkat desa dan sepakat Bangunan Pujasera ini selesai sebelum bulan Ramadhan 1443H/2022M datang, dengan dana talangan patungan antar perangkat Desa. Dan Alhamdulillah seperti bapak dan ibu saksikan sudah selesai walau belum sempurna “, kata pak Sampur dalam sambutannya.
Desa Watesnegoro pemilik Pujasera tersebut diatas merupakan desa paling Timur di Kabupaten Mojoketo. 

Desa ini berbatasn langsung dengan Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Mojokerto. Jadi Watesnegoro merupakan batas antara wilayah kabupaten Mojoketo dengan Kabupaten Pasuruhan. DiTimur Pujasera Gerbang Kota Mojopahit itu berdiri Gapura perbatasan Pasuruan dan Mojokerto, bertuliskan Anda Memasuki Kabupaten Mojokerto. Konon dalam sejarahya Watesnegoro ini merupakan batas wilayah Kerajaan Mojopahit dan Kerajaan Pasuruan I. Oleh sebab itu pujasera itu diberi nama “Gerbang Kota Mojopahit.

Kades Watesnegoro mengatakan : “Pujasera ini dinamakan Gerbang Kota Mojopahit, karena desa ini ada perbatasan Mojokerto-Pasuruan. Tempatnya strategis ditepi jalan raya, yang diharapkan banyak konsumen dan pelanggan yang setia hadir menikmati menu makanan dan minuman yang disediakan“.

Menurut penjelasan Kades Sampurno, pengaturan penghuni stand-stand diserahkan kepada para Kepala Dusun dari enam dusun yang ada di Desa Watesnegoro yaitu Gunungsari, Glatik, Sambimalang, Dateng, Wates dan Krikilan. Penghuni tidak ditarik sewa bulanan, akan tetapi ditarik setiap harinya sebesar 5 % dari hasil penjualan.

Setelah selesai acara, diteruskan dengan santap pagi bersama dengan tumpengan, makan bersama disiapkan 2 tumpeng besar lengkap dengan panggang 
Hadir dalam acara launching tersebut Ketua BPD dan Anggotanya, Ketua LPM dan anggotanya, Manager BUMDES Wates Makmur Pipit, Pengawas BUMDES H.Kusdarmaji, Pimpinan Pengelolo Pujasera Eko, Tomas, Toga dan Perangkat Desa. (redaksi)

Post a Comment

0 Comments