"ANGKA STUNTING TERUS MENURUN, WALI KOTA MOJOKERTO AJAK LINTAS SEKTOR KUATKAN KOMITMEN


Kota Mojokerto-Merdekanews.id  Prevelansi angka stunting Kota Mojokerto terus menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) SSGI 2022 angka stunting Kota Mojokerto adalah 4,08 dan masih terendah di Jawa Timur.


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menegaskan bahwa capaian dalam menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto adalah bukti wujud dari komitmen yang terus kita kuatkan lintas OPD, lintas sektor dan lintas stakeholder.


“Kalau kita komitmen kolaborasinya terus menerus insyaallah zero stunting itu bukan sebuah wacana, Tapi pasti akan bisa diwujudkan di Kota Mojokerto,” kata Wali Kota Ika Puspitasari saat membuka audit kasus stunting di Ruang Sabha Mandala Madya pada Senin (21/11) pagi.


Lebih lanjut, wali kota yang biasa disapa Ning Ita ini menegaskan bahwa kasus stunting tidak hanya tidak hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan. Masing-masing sektor memiliki tugas dan fungsi masing-masing. “Lintas sektor harus bersinergi, berkolaborasi dengan komitmen yang kuat sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing untuk mewujudkan penurunan angka stunting secara graduatif sampai dengan terwujudnya goal yang terakhir yaitu Kota Mojokerto zero stunting,” tegas Ning Ita.


Pada kesempatan ini Ning Ita juga menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah stunting Pmerintah Kota Mojokerto juga mempunyai beberapa inovasi diantaranya adalah Gempa Genting (segenggam sampah untuk atasi stunting) yang merupakan inovasi dari Kelurahan Prajurit Kulon yang sudah masuk dalam nominasi IGA 2022 dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang dilaunching oleh Ning Ita pada September 2022 lalu.


Ning Ita menambahkan bahwa selain mencegah agar tidak ada kasus stunting baru, penanganan stunting juga harus diselesaikan secara bertahap. “Jangan sampai ada kasus stunting baru ini pencegahannya, penangannannya yang masih sisa tersisa kurang lebih 300 anak kita selesaikan secara bertahap. Karena data kita sangat valid sehingga pasti program itu bisa kita laksanakan tepat sasaran,” tuturnya.



Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) dr. Triastutik Sri Prastini, Sp. A menjelaskan bahwa untuk mencegah kasus stunting perlu dilakukan dari hulu ke hilir. “Pencegahan kasus stunting ini harus dilakukan dari hulu ke hilir, yaitu sejak menjadi calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita, baduta, dan bagaimana harus dimonitor tentang pertumbuhan dan perkembangannya,” kata dr. Trias.


Ia pun menjelaskan bahwa melalui audit kasus stunting dapat dilakukan identifikasi resiko terjadinya stunting, mengetahui penyebab stunting, mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting, menganalisa faktor resiko terjadinya stunting, sebagai upaya penanganan kasus dan serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus stunting.


Audit kasus stunting ini diikuti oleh kepala OPD, camat, lurah, Kepala Puskesmas, Ketua TP. PKK se-Kota Mojokerto dengan menghadirkan para tim pakar dari RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo. yn.

Post a Comment

0 Comments