Mengenang Sosok Letkol. dr. RM Soebandi



Jember, KaJem
Pemerintah Kabupaten Jember mendukung penuh keluarga besar mendiang Letkol. dr. RM Soebandi untuk mengenang 70 tahun gugurnya pahlawan milik masyarakat Jember ini. Dukungan ini agar masyarakat lebih mengenal pahlawannya. Ada tiga kegiatan yang menjadi rangkaian peringatan. Pertama, doa bersama di Masjid An Nuur di Desa Karang Kedawung, Kecamatan Mumbulsari, Jum’at 8 Februari 2019.

Doa yang dipimpin Kiai H. Iqbal ini dihadiri undangan dan masyarakat sekitar. Masjid ini menjadi monumen peringatan lokasi tempat pertempuran hingga Letkol Moch. Sroedji sebagai Komandan Brigade Damarwulan Divisi II Suropati gugur bersama Letkol. dr. RM Soebandi, yang ketika itu menjabat sebagai Residen Militer Karesidenan Besuki merangkap perwira kesehatan brigade. Doa dipanjatkan untuk seluruh pahlawan yang gugur bersama kedua tokoh yang memimpin pertempuran di wilayah tersebut. Mereka gugur setelah terjadi serangan penyergapan oleh tentara Belanda tepat ada tanggal 8 Ferbruari 1949, 70 tahun silam. Saat itu, pasukan Brigade Damarwulan Divisi II Surapati tengah beristirahat di rumah warga Desa Karang Kedawung.

 Mereka beristirahat setelah melakukan perjalanan panjang selama dua bulan. Perjalanan ini dikenal dengan wingate action, untuk merebut kembali Jember dari penjajah Belanda. Perjalanan itu dari Kediri – Blitar – Malang – Lumajang  hingga ke Jember. Para pejuang bertemu di Desa Socapangepok, Lereng Gunung Argopura. Kegiatan kedua berupa peluncuran buku biografi berjudul “Letkol. dr. RM. Soebandi, Jejak Kepahlawanan Dokter Pejuang.” Buku ini ditulis dua jurnalis, Gandhi Wasono M dan Priyo Suwarno. Keluarga besar Letkol. dr. RM. Soebandi bersama Pemerintah Kabupaten Jember mencetak buku ini sebanyak 2.000 eksemplar, dan dibagikan ke perpustakaan umum, militer, kedokteran, maupun lembaga pendidikan.

 Serta para guru sejarah di Jember. Buku ini terbit atas gagasan dr. Widorini, MARS., putri pasangan Letkol. dr. RM Soebandi dan Rr Soekesi, yang mendapat dukungan penuh dari kakaknya, Widyastuti. Peluncuran perdana buku yang menceritakan kisah kecil Letkol. dr. RM Soebandi hingga gugur di medan pertempuran ini oleh Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR di Cempaka Hill Hotel, Sabtu 9 Februari 2019. Buku biografi ini diharapkan bisa menjadi inspirasi generasi mendatang.

 “Nama dr. Soebandi sudah tidak asing di telinga masyarakat Jember. Tetapi buku catatan tentang sejarah hidupnya sangat sedikit sekali. Karena itu, dengan terbitnya biografi ini saya mengharap seluruh guru dan pendidik, sejarawan, dan warga Jember semakin mengenal pahlawannya,” kata Bupati Faida ketika menerima kehadiran dr. Widorini. Dalam buku biografi setebal 304 halaman itu juga diceritakan penemuan jasad Letkol. dr. RM Soebandi oleh teman sejawatnya, dr. Sugeng, setahun setelah pertempuran yang membuatnya tertembak.   dr Sugeng berhasil mengidentifikasi jasad Soebandi dari peralatan suntik di kantong jaket yang masih utuh, serta sebuah arloji yang masih melekat di pergelangan tangan.

Sosok Soebandi merupakan seorang tentara yang bertempur di medan sekaligus menjadi dokter yang mengobati pasukan yang cedera. Jasa besarnya tersebut diabadikan Menteri Kesehatan Prof. Dr. GA. Siwabessy pada tahun 1974 untuk nama RSD Jember. Namanya juga sebagai nama jalan, serta nama sekolah tinggi ilmu kesehatan di Jember.   Kegiatan ketiga berupa simposium kedokteran pada Minggu 10 Februari 2019. Kegiatan ini kerjasama keluarga besar mendiang Letkol. dr. RM Soebandi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember, Universitas Jember (UJ), dan Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember.

 Simposium mengangkat tema Tribute Lecture to Dr. Soebandi ini dilaksanakan di aula Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember. Lima narasumber dihadirkan dalam forum ini, diantaranya Prof. Dr. Dr. Soenaryo Hardjowiyoto, Sp.B, Sp.U-(K), dr. Ali Shodikin, Sp.A., dr. Ratna Dwi P, Sp.P, dr. Dandy Hari H, Sp.JP.,dr. Sugeng Budi R, Sp.PD. (ags/Mia/hms)

Post a Comment

0 Comments