Kepala Smada Lumajang: Tanpa Pungutan Kegiatan Sekolah Bisa Berjalan Lancar dan Berprestasi Nasional



Lumajang, Merdekanews.id Belum genap setahun, kepemimpinan Yatim Khudori di SMA Negeri 2 Lumajang atau atau familiar disebut Smada, perkembangan sekolah tersebut sudah nampak pesat.

Berbagai prestasi, baik bidang akademik maupun non akademik berhasil diraih peserta didik sekolah yang beralamat di jalan H. O.S. Cokroaminoto No.159, Tompokersan, Kec. Lumajang, Kabupaten Lumajang tersebut.
Bahkan yang membanggakan, dari 300an peserta didik yang lulus tahun kemarin, lebih dari dua ratus siswanya masuk perguruan tinggi negeri. Puluhan lainnya masuk di perguruan tinggi swasta.
Tak pelak, atas prestasinya itu, SMAN 2 Lumajang menjadi salah satu sekolah menengah atas yang terpilih menjadi sekolah terbaik dari 1000 sekolah top se Indonesia.
Nilai UTBK yang diperoleh SMAN 2 Lumajang tahun 2022 adalah 560,914 sehingga SMA tersebut menduduki urutan ke 195 dari 1000 sekolah terbaik.
Jumlah lulusan yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terkemuka juga menjadi bukti bahwa SMAN 2 Lumajang berhasil mencetak siswa-siswa yang siap menghadapi tantangan pendidikan tinggi.
Dengan komitmen yang kuat terhadap pendidikan berkualitas, kualitas akademik yang tinggi, fasilitas yang memadai, kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, dan catatan prestasi yang gemilang, SMAN 2 Lumajang telah membuktikan dirinya sebagai salah satu SMA terbaik di Lumajang.
Para siswa yang memilih sekolah ini dapat mengharapkan pendidikan yang berkualitas dan peluang yang luas untuk berkembang dan meraih kesuksesan di masa depan.

Pada Merdeka News, Yatim menerangkan jika prestasi yang dihasilkan sekolah tersebut terjadi karena adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan wali siswa.
Kerja sama merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan, komunikasi antar pihak merupakan salan satunya. Adanya kerja sama orang tua dengan guru maupun pihak sekolah sangatlah di perlukan dalam perkembangan peserta didik, terutama usia anak

sekolah dasar yang masih perlu perhatian yang khusus dari orang tua dan guru. Guru perlu mengenal peserta didiknya secara spesifik, agar pengajaran yang dilakukan tepat sasaran.

"Jadi kerja sama orang tua dalam proses pendididikan itu sangat di butuhkan, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan target pembelajaran yang telah direncanakan," kata Yatim.
Masih kata Yatim, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai bila tidak ada kontribisi orang tua dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya tujuan orang tua dengan sekolah itu sama yaitu untuk mendidik anak.

Diimbuhkannya, sekolah adalah tempat anak belajar akan banyak hal. Salah satu faktor keberhasilan anak secara akademik maupun emosi adalah adanya kerja sama yang baik antara sekolah dan orangtua. Pada masa pendidikan anak, orangtua tidak seharusnya acuh terhadap perkembangan anak di sekolah karena merasa anak sudah dalam pengawasan guru atau merasa “sudah membayar mahal sekolah”. Dalam hal ini, orangtua dan guru perlu menjaga kerjasama dalam memantau sudah sejauh apakah perkembangan yang ditampilkan anak sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

"Jika orangtua sudah berusaha dengan baik untuk membantu guru dalam mengoptimalkan pembelajaran anak di sekolah maka langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan pada guru untuk menerapkan metode yang sudah disepakati bersama untuk diterapkan di dalam kelas. Sebaliknya, guru juga perlu memberikan kesempatan pada orangtua untuk melanjutkan dan melengkapi proses pembelajaran anak di dalam rumah. Dengan kata lain, orangtua dan guru dapat bekerja sama semaksimal mungkin untuk mencapai yang terbaik untuk anak tanpa melanggar kebijakan sekolah atau melanggar hal-hal privacy dari orangtua dan anak," jelas Yatim.
Sementara itu, menanggapi tentang pemberitaan maraknya pungutan liar di berbagai sekolah, Yatim menegaskan jika di SMA Negeri 2 Lumajang bebas dari pungli.
"Semua bisa dicek langsung ke Smada, apakah ada pungli di sekolah ini," terangnya.
Dikatakan Yatim, pihak sekolah sudah menerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dan dengan dana tersebut, sudah seharusnya pihak sekolah dapat menjalankan kegiatan dengan baik. "Tanpa pungutan sekolah juga bisa berjalan normal dan berprestasi," tuturnya.  ( Mis  )

Post a Comment

0 Comments