JELANG CATUR BRATA PENYEPIAN TAHUN BARU CAKA 1943,Ini beberapa Point Penting Agar Diketahui Masyarakat Bali dari Pemprop Bali

 

 


Denpasar,  merdekanews.net -----Masyar UNakat Hindu Bali akan merayakan Nyepi Tahun Baru Caka 1943 pada Minggu (14/3/2021) .


Saat Hari Raya Nyepi itulah masyarakat Hindu Bali akan melaksanakan Catur Berata Penyepian.


Sebelum memasuki Tahun Baru Caka 1943  itu biasa nya di awali dengan berbagai kegiatan keagamaan di antara nya upacara Melasti (melis)atau penyucian benda benda sakral . Sarana yang di gunakan biasa nya masyarakat Hindu Bali menyucikan nya dengan mendatangi pantai atau sungai. 

Lalu upacara pengerupukan yang di awali dengan Tawur Kesanga.  Upacara Pegerupukan memiliki makna kalah nya butha kala terhadap kebaikan sehingga dengan kalah nya kejahatan itu,  umat Hindu di harapkan bisa konsentrasi melaksanakan Catur Brata Penyepian. Dalam simbol itu masyarakat Hindu Bali biasa nya membuat butha kala dalam bentuk "ogoh ogoh".


Terkait Nyepi 2021 ini,  ada yang perlu diperhatikan di mana tertuang dalam seruan bersama Majeli-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali Tahun 2021 berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor : 003.1/15191/PK/BKD Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suet Hindu di Bali Tahun 2021, dan Surat Edaran Bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali Nomor : 009 / PHDI- Bali/1/2021, Nomor : 002/MDA — Prov Bali / 1/ 2021 tentang pelaksanaan Rangkaian Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali. Inilah beberapa seruan bersama antara umat beragama di Bali yang di buat bersama,  di antara nya :

Pertama: Bagi Umat Hindu dalam melaksanakan rangkaian perayaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Baru Taka 1943 meliputi: Melis, Pengerupukan, Sipeng (Catur Bratha Penyepian) dan Ngembak Geni dengan khusyuk sesuai pedoman PHDI.



Kedua: Bagi penyedia jasa transportasi (darat, laut, dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksaan Hari Raya Suci Nyepi Minggu, 14 Maret 2021 mulai pukul 06.00 Wita s/d Senin, 15 Maret 2021 Pukul 06.00 Wita.


Ketiga: Lembaga Penyiaran Radio dan Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Raya Suci Nyepi Minggu, 14 Maret 2021 mulai pukul 06.00 Wita s/d Senin, 15 Maret 2021 pukul 06.00 Wita.


Keempat: Provider penyedia jasa seluler dan IPTV untuk mematikan data seluler (internet) dari hari Minggu, 14 Maret 2021 mulai pukul 00.00 Wita s/d Senin, 15 Maret 2021 pukul 06.00 Wita.


Kelima: Masyarakat tidak diperkenankan menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Raya Suci Nyepi dan membahayakan ketertiban


Keenam: Usaha penyedia jasa akomodasi dan penyedia jasa hiburan yang ada di Bali tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Raya Suci Nyepi.


Ketujuh: Karena Hari Raya Suci Nyepi bertepatan dengan hari Minggu tanggal 14 Maret 2021 maka :


a. Umat Hindu tetap melaksanakan Catur Berata Penyepian dengan hikmat dan khusyuk.


b. Umat Katolik melaksanakan peribadatan/misa pada hari Sabtu tanggal 13 Maret 2021.


c.  Umat Kristen melaksanakan Kebhaktian di Gereja terdekat pada tanggal 14 Maret 2021 mulai Pukul 00.00 wita dan berakhir sebelum Pukul 06.00 wita hari Minggu 14 Maret 2021 saat Umat Hindu mulai melakukan Catur Berata Penyepian.

d.  Umat Buddha melaksanakan Pujabhakti di kediaman masing-masing.

e.  Umat Khonghucu melaksanakan kebaktian di kediaman masing-masing.

Kedelapan:  Prajuru Desa Adat, Pecalang, Linmas dan Aparat Desa/Kelurahan, bertanggung jawab mengamankan rangkaian Hari Raya Suci Nyepi di wilayahnya masing-masing, berkoordinasi dengan Aparat Keamanan terkait.


Kesembilan:  Bagi Umat lainnya wajib menjaga dan menghormati kesucian Hari Raya Suci Nyepi.


Kesepuluh: Majelis-majelis Agama dan Keagamaan serta instansi terkait agar mensosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Bali.


Kesebelas: Semua Umat beragama dalam melaksanakan peribadatan wajib mentaati protokol kesehatan.


Senada dengan poin nomor 4, Kepala Diskominfos Provinsi Bali, Gede Pramana memberikan pernyataan. 


"Jadi internet itu tetap hidup yang mati adalah saluran stasiun Televisi dan juga internet untuk data seluler smartphone. Dan untuk HP yang menggunakan data seluler tentu saja koneksi internet akan mati," ungkapnya pada, Jumat 5 Maret 2021. 


Lebih jelasnya ia menambahkan, namun pada tempat-tempat yang final seperti Rumah Sakit jaringan internet tetap hidup


Dan untuk smartphone yang berada di lingkungan Rumah Sakit, data selulernya tetap dapat dihidupkan oleh para provider.


Dan internet dengan menggunakan fiber optik atau Wifi tetap bisa hidup. 


"Data seluler dan internet itu berbeda kalau misalkan data seluler pada handphone mati tentu saja tidak bisa melakukan komunikasi dengan melalui internet namun jaringan untuk menelpon dan SMS tetap hidup," tambahnya. 


Ia juga turut memberikan contoh misalkan saja di rumah kita berlangganan dengan wi-fi, jaringan internetnya akan tetap hidup namun jaringan untuk koneksi saluran stasiun televisi tetap dimatikan. 


"Artinya bagi orang yang yang tidak memiliki wifi di rumahnya tidak bisa menggunakan jaringan internet. Kan komunikasi tidak harus melalui lewat media sosial seperti WhatsApp bisa saja melalui telepon biasa atau SMS. Namun untuk rumah sakit sendiri cenderung sudah memiliki jaringan internet," tutupnya. (redbali) 


Post a Comment

0 Comments